"Kenapa gue suka sama orang yang udah punya pacar?sesek!gue sakit" kali ini Cherry yang marah,matanya merah bertanda sebentar lagi akan ada yang meluncur dari sana menggambarkan kekuatannya telah runtuh,cowok dihadapannya terdiam,bahkan tidak sadar kalau bola basket yang berada ditangannya sudah menggelinding jatuh
"Kalau gitu,lo pacaran sama gue aja" ucapan Virgo membuat sontak mata Cherry menatapnya penuh tanya,tapi yang namanya perempuan walaupun suasana hatinya sedang kacau,tetap saja tersipu ketika seseorang menyatakan cinta walaupun dia tidak suka
"Lo nembak gue?" Suara isakan Cherry mulai terdengar samar,dia lebih fokus ke ucapan Virgo sahabat terdekat orang yang disukainnya selama ini
"Gue bukan maksud nembak kok" Virgo memperjelas maksudnya sambil duduk disamping Cherry lalu menyodorkannya sekaleng coke
"That mean i just wanna help you!" Sambungnya lagi,Cherry hanya menengok lemah,matanya sayu,padahal selama ini Virgo mengenal kalau Cherry adalah gadis terceria yang pernah dia kenal
"Help?" Kata-kata membantu memang perlu digaris ulangi,maksudnya membantu?membantu apa?
"Ya gue tau kok Rio suka sama lo lebih daripada perasaan dia ke ceweknya" ucapan Virgo seperti petir menghujam hati Cherry disisi lain dia tersengat disisi lain dia hancur
"Gue gak percaya hal kayak gitu lagi,gue gak mau lagi dikasih harapan kosong" kali ini Cherry terlihat tersenyum
"oh yaudah,kalau lo butuh bantuan,gue siap bantuin lo" tepukan bahupun menjadi penutup pembicaraan mereka yang tiba-tiba hari itu,walaupun Cherry masih merasakan sesak menyerang hatinya tapi sedikitnya dia tau Rio menganggapnya teman istimewa,walaupun tidak akan pernah lebih
---
Cherry Ananda Oktavia,gadis berumur 15 tahun yang sekolah di sekolahan internasional yang terdiri dari TK-SMA sekarang dia baru masuk SMA,orang tuanya campuran Bandung-Jakarta dia anak tunggal,ayahnya seorang anggota dewan,ibunya seorang design interior,walaupun hidup berkecukupan Cherry tidak pernah merasa gengsi untuk naik kendaraan umum semacam bajaj,bahkan kalau supirnya tidak menjemput dia akan menaiki bajaj sampai rumah,Cherry punya sahabat dekat,namanya Clara Bleinsky,keturunan prancis,karena sekolah di sekolahan internasional jadi Cherry punya banyak teman asing,selain Clara Cherry punya teman dekat dari SMP namanya Rio,dulu mereka teman sebangku,Rio memang tampan dan terkenal,tapi yang membuat Cherry jatuh hati pada Rio adalah sifat sempurna Rio yang hanya dia tunjukan didepan Cherry
---
"Gue gak tau kalau lo sebegini cintanya sama dia" Virgo mendribble bolanya menunggu reaksi sahabatnya yang sedang menunggu operan bola darinya
"Maksud lo?" Virgo tau kalau Rio mengerti maksud ucapannya tapi Rio hanya berpura-pura tidak tau
"Lo serius punya pacar?" Ulang Virgo masih mendribble bolanya tanpa memperdulikan Rio yang sudah siap menangkap daritadi
"Iya" jawab Rio rendah dengan ekspresi datar
"Dingin banget sih lo,oh kalau gitu Cherry boleh buat gue ya?" Sedetik,dua detik mata Rio menatap tajam Virgo tanpa ekspresi,dan Virgo akhirnya melempar bolanya tapi bukan ke Rio melainkan ke ring
"Gausah pasang tampang begitu,gue cuma bercanda" Virgopun meninggalkan Rio sendirian dengan perasaannya yang berputar-putar
---
"Got that?he love you!" Clara lagi-lagi memekik sambil memeluk sahabatnya yang sedang bersandar santai di jendela kelas,kebetulan tempat duduknya tepat disamping jendela
"He have girlfriend" ucap Cherry masih dengan suara lemah seakan nyawanya tidak ada
"Tapi kalau dia gapunya?how if he just lie?" Tanya Clara sambil bertopang dagu
"Buat apa dia boong?" Kali ini Clara yang terlihat melemah,bukan karena apa yang diucapkan sahabatnya,tapi karena melihat sahabatnya sudah sangat terlihat hancur
"You still love him?" Tanya Clara pelan membuat Cherry sedikit mengernyit
"I do love him,but this love just an empty hope,he was just my hope" suara Cherry hampir saja hilang ketika Rio tiba-tiba muncul di belakangnya
"Morning Cher" suara Rio terdengar seperti biasa,hanya saja di telinga Cherry suara itu terdengar bagaikan petir yang meyengat
*flashback*
Hujan mengguyur murid-murid Internasional English School sudah berhambur berlari menuju mobil jemputan mereka masing-masing,hanya dua orang yang sedang tidak dijemput hari itu Cherry dan Rio,setelah Rio menolak Cherry dan bilang kalau dia punya pacar hubungan mereka merenggang,mereka bahkan tidak saling bertatap tapi bukan Cherry yang menghidar,malah Rio yang menjauh dan itu membuat Cherry menyesal telah mengatakan yang sebenarnya
"Io gabawa payung?" Suara Cherry terdengar tercekat,Rio sontak menoleh,tatapannya masih dingin,dan Rio langsung melengos dan menerobos hujan tidak perduli dia kebasahan
Segelintir perasaan malu,menyesal,sesak berkecambuk di dada Cherry,tapi dia tidak ingin terus begini,dia mau masih berteman dengan Rio
"Gak usah anggep omongan gue! Anggep aja gue gapernah bilang suka sama lo,please gue mau kita temenan kayak dulu,kalau emang omongan gue itu salah gue minta maaf" tangan Cherry yang memegang payung bergetar rasanya tubuhnya ikut bergetar,tangan kekar dan lembut itu menyentuh lembut tangan Cherry yang gemetar
"Maaf ya" deruan air hujan semakin deras,Cherry tidak sadar kalau air matanya bergulir membuat Rio semakin merasa bersalah
"Maaf ngebuat lo nangis" hujan menjadi saksi pertemanan mereka,yang bagi Cherry tidak akan pernah lebih dari seorang teman
*back to story*
"Bonjour io" tatapan penasaran langsung menghujam Cherry dari sahabatnya Clara yang siap-siap menyembur Cherry dengan pertanyaan ketika Rio pergi dari sana
"Gimana?gak kena flukan gara-gara kemaren?" Rio mengusap lembut kepala Cherry membuat segelintir perasaan hangat mengalir ditubuh Cherry,perasaan yang seharusnya dia buang jauh-jauh
"Gaklah,guekan suka main ujan-ujanan jadi udah kebal,lagian kemaren gak kebasahan kok" Cherry berusaha menunjukkan sikap 'biasanya' sikap yang tidak lebih dari seorang teman,walaupun rasanya sangat sakit untuk menyembunyikan ekspresi yang seharusnya dia keluarkan
"Oh bagusdeh,eh gue keruang olahraga duluan ya,lo nyusul deh mending!tanding basket lagi sama gue" ajakan Rio membuat Cherry tersenyum masam
"Gabisa ah gue lagi halangan" kata Cherry dengan suara sangat pelan,dilanjuti anggukan dari Rio
"Oh yaudah bye" lambaian tangan menutup obrolan pagi mereka,dan Clara sudah siap dengan ratusan pertanyaan yang sudah memutar dikepalanya
"Tell me what's happening?!!" Suara Clara hampir terdengar menjerit membuat Dion teman dekat mereka yang lain ikut mendekat
"Ngomongin apasih?" Suara berat Dion membuat Cherry menengok sinis kearahnya
"Apaanlu ikut-ikut aja,sono sono" Clara dengan segera menarik tangan Dion
"Dia mau cerita sesuatu" ucapan Clara disambut anggukan manis Dion yang sudah siap mendengar cerita Cherry ditambah lagi satu orang yang tiba-tiba muncul sambil melepas jas yang merupakan salah satu seragam bagi anak cowok internasional school
"Cherr boleh minta tolong?" Kata Virgo tiba-tiba
"Apaan lagi nih bocah,gabisa she was so busy!" Ucap Clara dengan suara setengah bulenya yang centil
"But Clara teacher want she give this jurnal's book" ucap Virgo sambil menyodorkan buku jurnal ke arah Cherry,Cherry langsung mengambil cepat buku itu
"Iya gapapa,kan gue ketua kelasnya" kata Cherry santai,sebenarnya Cherry senang karna dia terbebas dari desakan teman-temannya
"Ke ruang pengolahan data ya" "sip" Cherry setengah berlari dan Virgo disembur dengan omelan kecil dari Clara
"Heh udah diem aja,emang di luar sekolah Rio punya pacarnya,tapi kalau disini?haahhaha" Virgo mengibas-ngibas selembar foto,foto dimana Rio sedang tertidur lelap di pojok ruang pengolahan data
"Lo emang the best deh go!"
"Osis kita emang hebat!"
"Gue gitu"
---
"Lo ngapain io?" Tanya Cherry ketika melihat Rio diujung ruangan sedang tertidur
"Eh Cherry lo kok bisa disini?" Ucap Rio malu-malu karna ke gaps sedang tidur padahal tadi dia bilang kalau dia mau main basket
"Kenapa gak tidur di uks aja? Lebih nyaman kan? Gue disuruh guru naro buku jurnal,Mr. Wibowo mana ya?" Tanya Cherry yang bingung karna gak ngeliat wali kelasnya di setiap sudut ruang pengolahan data yang termasuk kecil
"Siapa yang nyuruh?" Tanya Rio sambil mengganti posisinya dari senderan jadi tegak
"Virgo" Rio langsung menggeleng sambil menggaruk kepalanya
"Sialan si cumi,lo mau aja sih di kibulin cumi?hahaha" Cherry menggigit bibir bawahnya sambil melirik sinis ke arah buku jurnal di tangannya
"Sialan banget!!!! Pantesan mencurigakan mukanya!" Cherry dan Rio menyatu dalam tawandan hati kecil Cherry mengucap terimakasih pada Virgo berulang kali karna atmosphere canggung diantara dia dan Rio sudah hilang
---
"Guyyys udah liat pengunguman hari ini?" Seru Dion sambil ngos-ngosan karna setengah berlari dari koridor
"Apaan? Pemenang lomba puisi? Palingan si Kurnia lagi?" Ucap Clara malas-malasan karna dia tidak pernah menang dalam lomba puisi sekolah melawan Kurnia anak kelas 11 F
"Bukan! Sejak kapan gue perduli begituan? It's really-really great announcement!" Clara melirik dengan lirikan tajam,Dion terkekeh sedangkan Cherry,Rio dan Virgo sedang bergelut dengan pemikiran masing-masing
"Kita mau study tour! Repeat S-T-U-D-Y T-O-U-R" seru Dion akhirnya,dan tatapan Cherry,juga Rio langsung menatapnya,Clara terbengong beberapa saat untuk mencerna jelas apa yang diucapkan Dion
"Serius? WOW! Kok bisa osis kita diem aja?" Kata Clara menyindir Virgo,yang disindir hanya terkekeh
"Ampun neng.Gue cuma mau bikin kejutan aja,tapi si kunyuk ini keburu heboh duluan" kata Virgo menunjuk Dion dengan bahunya,yang lain hanya terkekeh melihat ekspresi Dion
"Kemana?" Kata Cherry yang baru tertarik dengan topik pembicaraan teman-temannya
"Lembang,ke tempat ngeliat bintang!" Ucap Dion sambil duduk di ujung meja
"Boscha kalau gak salah! Disana itu ada kebun teh yang keren banget" ucap Clara mengingat-ingat nama tempat yang sudah dia tau dari dulu tapi belum pernah dia kunjungi
"Bukannya boscha dibuka cuma ada saat-saat penting? Kayak gerhana bulan atau semacemnya?" Potong Rio yang daritadi diam
"Mungkin mau ada parade bintang jatuh,hahaha" Dion berusaha melawak tapi yang ada teman-temannya malah tersenyum gaje
"Emang kapan sih study tournya?" Tanya Rio sambil mengetuk-ngetukan jarinya di meja
"Sabtu ini" jawab Dion
"Gak nginep?" Tanya Clara sambil memelintir rambut cokelatnya
"Sayangnya enggak" terlihat raut kecewa dari wajah Dion keika mengatakannya
"Kenapa?" Tanya Cherry yang juga kecewa
"Takutnya ada orang tua yang gak setuju,lagian study tour ini termasuk mendadak banget" ucap Virgo selaku ketua osis yang tau tentang study tour ini
"Gak gaul nih"
---
Talk shit when they say it sounds crazy,love is even more wild when you're angry
I don't understand why you wanna change it,
Just listen to me
I was running from the truth
I'm scared of losing you
You are worth too much to lose
If you're still confused
No other words to use
I'm just in love with you
I'm just in love with you
"Cherry....eh ganggu ya?" Suara Clara terkekeh tertahan,betapa senangnya melihat Rio dan Cherry dalam posisi romantis.Cherry tertidur sambil bersandar di bahu Rio dengan satu headset yang dibagi dua
"Ehm mau dibangunin?" Tanya Rio dengan tangan yang sudah siap mengelus pipi lembut Cherry
"Gak! Gak usah,pas udah sampe aja dibanguninnya,atau... Sebangunnya deh,gak penting kok hehe" ucap Clara sambil duduk kembali di tempatnya,kursi dibelakang kursi Rio dan Cherry dengan Dion yang duduk disampingnya
"Ketua osis kita mananih?" Tanya Clara sambil memainkan smartphone ditangannya,Dion yang tengah sibuk ngemil hanya menggeleng
*other side*
Virgo merasakan hatinya bergerumul,posisinya di bis panitia yang terpisah dengan teman-temannya,ketika bisnya seiringan dengan bis teman-temannya berada matanya tertuju di barisan kursi tengah-tengah,dimana Cherry tengah damainya tertidur dan ketika cahaya matahari yang menyilaukan berusaha mengusiknya Rio menutup tirai bis dengan hati-hati,Virgo juga tak tau apa yang harus membuatnya merasa sesak,sebelum kejadian di lapangan basket waktu itu nampaknya perasaannya masih normal,tapi sekarang? Ada segores perasaan terluka melihat Rio dan Cherry,salahkah itu?
-other side-
Stop playing with my heart
Finish what you start
When you make my love come down
Cherry terbangun dengan gugup ketika sadar setengah perjalanan ini dihabiskan dengan bersandar di bahu Rio,apalagi ketika melihat Rio merentangkan tangannya karna rasa pegal
"Yaampun io kok lo gak bangunin gue sih? Tuhkan pegel?" Seketika perasaan tak enak menjalar di hatin Cherry,Rio hanya tersenyum lembut sambil mengacak rambut cherry
"Apaan sih? Kitakan temen,gak usah gak enak gitu" bukan Rio kalau tak mengumbar senyum,seketika perasaan Cherry kembali porak,kata-kata 'teman' mengartikan tak akan ada yang berubah dari status itu,lagi-lagi Cherry harus menelan kepahitannya
"Oh hehe" tawa kaku dan canggung keluar dari mulut Cherry lalu dia segera mengambil ranselnya mengeluarkan kamera dslr dan iphonenya juga notes dan alat tulisnya dari ranselnya
"Gue duluan ya io,lo mau bareng temen-temen lo kan?" Ucap Cherry sambil menggantung dslrnya di leher,Rio menatap heran,heran karna perubahan dari gadis yang dianggapnya begitu istimewa
"Lho? Lo kenapa Cherr? Lo masih gak enak karna tadi? Udahlah sepele kok,it's okay,kenapa kita gak bareng?" Seakan tak mengerti kalau Cherry ingin menjauh Rio malah menggenggam lengan Cherry
"Bu...bukan io,gue..." Cherry salah tingkah,dia tidak tau apalagi yang harus diucapkan pada Rio saat ini
"I'm okay Cherr,I'm here always for you,so jangan ngerasa gak enaklah sama gue.Kita udah sahabatan dari SMP" senyum tipis mengembang di sudut bibir Cherry.Senyum menahan segelintir perasaan yang berlomba menyeruak dari hatinya
"Iya bawel" senyum tipis dari bibir Cherry adalah sesuatu yang Rio suka,senyum kecil yang amat manis.Tangan Rio meraih lengan Cherry dan mengajaknya turun dari bis
Virgo sudah menunggu kedatangan dua sahabatnya yang daritadi belum juga turun dari bis.Dengan name tag yang mengalung dilehernya tanda kalau dia panitia,juga dengan toak di tangan kirinya
"Yaampun yang berduaan lelet banget mas mbak,ayo mau bagi-bagi regu nih" ucap Virgo meledek Rio dan Cherry yang turun beriringan,dan sebagai peserta study tour yang terakhir keluar
"Ampun mas" ucap Rio sambil memukul kecil lengan Virgo
"Iya tapi jangan lelet banget dong,buruan masuk barisan" seperti yang Virgo perintahkan Rio dan Cherry bergegas masuk barisan,dan didepannya tengah baris dua sobatnya yang terkekeh sepanjang waktu
"Cie...kalian mesra banget sih?" Sindir Clara sambil menopangkan tangannya di bahu Dion,Dion terkekeh sambil melirik kearah kedua sejoli yang sedang sama-sama tersipu,getaran handphone memecah perhatian,dan Rio dengan segera mengangkat telpon ketika melihat sesaat nama si penelpon
"Kamu kenapa lagi?" Ucap Rio pada si penelpon.Cherry,Clara dan Dion hanya memperhatikan air muka Rio yang berubah ketika berbicara
"Aku baru sampe,nanti pulang study tour aku langsung ke rumah kamu.Jangan nangis lagi,kita omongin baik-baik nanti"
"Iya,have a nice day ya.Bye" senyuman Rio menutup pembicaraannya di telpon,lalu matanya langsung menatap Cherry datar
"Gue gak perlu nanya,kalau gak mau sakit hati" ujar cherry pada batinnya.Dari nada bicara Rio yang halus dan penggunaan kata 'aku-kamu' saja sudah menggambarkan seseorang disebrang sana is someone important to him.Cherry lebih baik mengubur rasa penasarannya dibanding harus terluka dengan kenyataan
"Hey kalian serius amat ngobrolnya! nih ambil kertasnya,ini nentuin regu tour.Kalian ngumpul ke regu masing-masing begitu tau dapet regu apa" suara cempreng milil Lestari sang sekertaris Osis memecah keheningan mereka berempat
"Iya,makasih ya Tar" ucap Dion sambil mengambil kertas dari kotak yang disodorkan Lestari,diikuti Cherry,Clara dan Rio
"You're very welcome guys"
"Oh God,I'm in blue sky,how about you?" Ucap Clara sambil melirik kertas milik Dion
"Twilight,how about you both Cherr,io?" Kata Dion pasrah.
"Gue sunset" kata Rio polos.Dion lalu melirik ke kertas milik Cherry
"Twilight!" Seru Dion bahkan sebelum Cherry sendiri melihat tulisan dikertasnya
"Kita mencar bye Clara,Rio don't miss me" kata Dion sambil merangkul Cherry berjalan kearah regu mereka berkumpul tanpa babibu.Padahal yang diharapkan Cherry adalah sekelompok dengan Rio
---
"So,at least we can know the diffrent between star and planet" Cherry ada dibagian paling belakang barisan dengan gontai berjalan mengikuti sekitar 15 orang anggota regunya.Dion hilang entah kemana dan tiba-tiba sebuah tangan mencoleknya
"Hayooo bengong nanti ketinggalan lho" ucap Virgo tiba-tiba.Cherry menyikut Virgo asal
"Sialan lo,kaget niiih! Eh kok lo disini?" Ucap Cherry sambil menoleh kebelakang.Virgo tersenyum kecil
"Gue emang panitia,tapi gak berarti gue gak ikutan study tour juga.Gue juga harus nyatet-nyatet hehehe" Cherry baru sadar kalau wajah Virgo nampak damai.Senyumnya lembut dan tawanya begitu manis dilihat.Apalagi ketika sebuah cekung di pipi bagian kirinya tampak ketika dia berekspresi dengan bibirnya yang merah muda.Bahkan dari segi fisik Virgo satu nilai diatas Rio.
"Jangan bengong ngeliatin gue deh,nanti suka gak nanggung ya" senyuman Cherry berubah jadi tawa,dan pukulan melayang sempurna di bahu Virgo
"Idih GE-ER" canda-canda kecil mewarnai keduanya,dan disudut kecil hati Virgo ia merasakan getaran itu lagi.Getaran yang semakin jelas terasa
Jam makan siang sudah lewat.Tinggal acara bebas dan acara bebas dipakai Cherry dan Virgo menyusuri kebun teh.Keberadaan Dion,Rio dan Clara tak terlacak.Dan Cherry sedang membiasakan diri untuk jauh dari Rio.Menyiapkan hatinya menerima kalau suatu saat nanti Rio tak bisa lagi memiliki hubungan 'sahabat' istimewa dengannya.Kenyataan kalau Rio punya seseorang disana sudah terbaca jelas.Tapi kenapa Rio tetap memperlakukan Cherry istimewa? Dan kenapa Cherry tak bisa mengelak dari perlakuan tersebut? Banyak pertanyaan didunia yang tak bisa terjawab.Termasuk alasan Virgo sudah merasakan dengan jelas kalau dia jatuh hati dengan Cherry.
"Gue pengen lupain Rio" ucap Cherry memecah keheningan.Virgo terdiam memandang Cherry.Masih jelas terlihat kalau Cherry amat menyukai Rio
"Gak perlu,lo cuma harus belajar biasain diri lo aja" kata-kata Virgo membuat Cherry menghentikan langkah kecilnya menyusuri jalan setapak diantara rimbunnya pohon-pohon teh yang basah karna embun
"Maksud lo? Biasain gimana?" Rio terdiam sejenak lalu tersenyum
"Biasain aja sama sikapnya.Anggap aja itu sikap wajar seorang sahabat.At least kalau udah biasa lo bakal ngerasa it's have no mean" Cherry berpikir dalam diam.Matanya menatap bola mata Virgo yang cokelat terlihat,seketika perasaan hangat mengalirinya
"Lo yakin gue bisa?" Tanya cherry sambil mengibas tangannya diudara kosong
"Of course,Cherry itu cewek terceria yang tegar dan pantang menyerah"
"Lo salah Go.Kalau gue pantang menyerah gak seharusnya gue nyerah untuk dapetin Rio?" Virgo tersenyum lembut sambil memegang bahu Cherry
"Gak semuanya harus dipertahanin Cherr,ada kalanya lo harus milih amputasi daripada harus ngebiarin racunnya menjalar" Cherry merasa ada benarnya ucapan Virgo,dia meremas tangan Virgo yang memegang bahunya
"Thanks banget Go,you're my best friend I ever had deh!!!" Cherry berbalik riang dan berlari kecil meninggalkan Virgo yang tersenyum senang,melihat wajah Cherry kembali bersinar dan ceria lagi.
I'm done with this, feeling like an idiot,loving you I'm over it
---
"Cherry? Are you okay? Kenapa kok bisa kayak gini?" Tanya Clara begitu melihat Cherry di gendongan Virgo
"Gue jatoh tadi di kebun teh" jawab Cherry malu.Dion tertawa sambil melihat kearah lutut Cherry yang memar
"Untuk gak lecet atau robek neng" kata Dion sambil mengelus kepala Cherry.Virgo melihat kilatan tak suka dari mata Rio yang terdiam disisi Clara
"Keseleo doang kok" kata Virgo sambil membenarkan posisi Cherry digendongannya yang melorot
"Lo gak keberatan Go?hahahaha" ledek Clara sambil menepuk bahu Virgo,mereka tertawa lalu seorang cewek bule berjalan kearah mereka
"Guys sorry,but what actually happen here? Kok Cherry digendong gitu?" Tanya cewek yang juga memakai name tag dilehernya
"Eh Ruile,yeah a little crush,she's okay kok,don't worry" kata Virgo sambil mengumbar senyumannya.Cherry mengeratkan tangannya yang memeluk leher Virgo.Entah kenapa dia betah berada dijarak sedekat itu dengan Virgo.Wangi Virgo yang berbau parfum cokelat maskulin tapi tidak terlalu menyengat itu menenangkan hidung Cherry.Perlahan gadis itu justru terlelap.Mungkin juga karna udara Lembang yang dingin membuat perlahan matanya sayup dan tertidur dalam gendongan Virgo
"Yaampun Cherry bisa ketiduran gitu?" Ucap Dion yang sadar Cherry sudah tak disana bersama mereka
"Dia capek mungkin,dari abis makan siang dia keliling kebun teh yang luas,wajarlah" ucap Virgo sambil membenarkan lagi letak Cherry di gendongannya,lalu bergegas berjalan ke arah bis
"Go,emang kita balik ke Jakarta jam berapa?" Tanya Clara sambil mengekor Virgo begitupun Rio dan Dion
"Seharusnya sih jam setengah 6 kita udah jalan" dijawab dengan anggukan mengerti dari Clara,Virgo tersenyum samar.Lalu mendudukan Cherry dikursi yang ditunjuk Rio kalau itu tempat mereka
"So,gue titip Cherry sama lo ya selama diperjalanan nanti" ucap Virgo setelah meletakkan Cherry dan menutupi tubuhnya dengan jacket miliknya
"Gue mau izin balik duluan Go,soalnya Sasha udah nunggu daritadi" Clara yang sedang memperhatikan Cherry langsung melirik tajam,Dion terdiam mengatupkan bibirnya
"Jadi,Sasha udah balik ke Indo?" Tanya Virgo yang memang kenal dengan 'Sasha' yang disebut Rio itu
"Iya,dia mau ketemu gue dari tadi pagi,tapi gue..." Rio menggaruk tengkuknya salah tingkah,lalu Virgo tersenyum kecil
"Iya gue ngerti gak perlu kaku gitu" Rio tersenyum ragu,lalu akhirnya mengambil ranselnya yang diletakkan di bagasi diatas tempat duduknya
"Gue duluan ya Go,Clar,Ion sampein get well soon gue buat Cherry" ucap Rio menatap Cherry sekilas lalu beranjak pergi meninggalkan bis
"Go,lo tau tentang Sasha?" Cecar Clara ketika Rio sudah menutup pintu bis
"Dia itu sahabat gue sama Rio dari kecil.Dia udah cinta mati sama Rio daridulu,dan gue rasa dia udah dapetin Rio sekarang" Virgo menatap Cherry nanar.Segelintir perasaan bersalah membantai hatinya.Dua perasaan menggores hatinya.Perasaan cinta diam-diamnya yang baru ia sadari,dan perasaan bersalah menusuk Rio dari belakang,dia jelas tau Rio punya rasa lebih untuk Cherry,hanya saja Rio tidak punya kesempatan lebih untuk memiliki Cherry dalam status lebih dari sekedar sahabat,jadi bolehkah Virgo berharap lebih dari Cherry?
---
"Virgo? Supirnya Cherry udah jemput tuh" Virgo mengangguk ketika Clara menyadarkannya dari lamunan yang mematungnya menatapi Cherry
"Eh? Ah iya iya" suara Virgo tersendat,dia terkejut membuat Clara dan Dion terkekeh geli
"Gendong dia ya,biar kita yang bawain ranselnya" Dion dan clara bergegas mengambil barang-barang Cherry dan berjalan meninggalkan mereka
Virgo menggendong Cherry dengan hati-hati,menjaga agar kepala Cherry tetap bersandar didadanya,kecupan lembut di dahi Cherry menjadi tanda ketulusan Virgo menyayangi Cherry
"Go..." Suara Cherry yang belum begitu jelas membuat Virgo menjauhkan bibirnya dari dahi Cherry,dada cowok itu bergemuruh begitu hebatnya
"Cherr? Maaf gue bikin lo kebangun ya" ujar Virgo salting.Cherry menggeleng sambil menunduk tangannya memeluk leher Virgo
"Teach me to face the problem,teach me to be a better person,a better Cherry,a strong Cherry,with you" Virgo menatap Cherry dengan bingung.Kalimat yang keluar dari gadis yang merenggut hatinya ini membuatnya bingung
"What do you mean?"
"The story was supposed to last you were never supposed to be just somebody in the past, somebody I used to see." Senyuman lembut Cherry makin membuat Virgo begitu bingung
"Ajarin gue buat move on,ajarin gue buat jadi Cherry yang kuat,dengan lo gue rasa yang tadinya gak mungkin jadi mungkin"
"Contohnya?"
"Cinta gue yang gue rasa mati cuma buat Rio,buktinya sama lo...gue bisa jatuh cinta lagi dan gak terjebak sama an empty hope" Virgo tersenyum begitu melihat senyuman di bibir tipis Cherry
"Yeah you know goodbyes make you think. They make you realize who you had, what you’ve lost, and what you’ve taken for granted,so I was realize who I have to keep and who I have to let.” Virgo tersenyum lalu memeluk Cherry yang masih digendongannya
-Epilog-
Jalanan tol cipularang sangat lancar,hujan tak membuat perjalanan rombongan bis study tour Jakarta International High School,dan juga tidak mengusik Cherry yang tengah bersandar lelap di bahu Virgo.Gadis itu terbangun ketika kakinya terasa semutan,tapi dia tak membuka lebar matanya,karna dia mendengar Virgo mengucapkan kata-kata kecil
"Cherr,lo sabar ya nerima keadaan.Gue tau perasaan lo udah dibanting sama macem-macem kenyataan.Gue sayang sama lo entah sejak kapan,tapi gue gak mau maksain perasaan gue,gue gak mau lo bingung kalo gue nyatain perasaan gue,makanya gue sayang sama lo diem-diem aja ya? Gue dukung lo kok,apapun itu"
Ucapan panjang Virgo menyentak Cherry,perasaan yang tak disadarinya sejak tadipun menjadi salah satu alasannya membuka pemikirannya
'Ketika kita dihadapkan pada dua pilihan pilihlah yang terbaik,bukan yang kita mau tapi yang kita butuh.Ketika kakimu tergigit ular,dan kau disuruh memilih racun menyebar atau mati? Atau diamputasi racun hilang begitupun kaki? Yang kita mau tentu saja tanpa amputasi dan racun tak menyebar,yang kita butuh adalah racun itu hilang,walaupun kakipun harus ikut hilang'
:) End
Comment dong,pertama kali bikin teenlit nih hehe
"Kalau gitu,lo pacaran sama gue aja" ucapan Virgo membuat sontak mata Cherry menatapnya penuh tanya,tapi yang namanya perempuan walaupun suasana hatinya sedang kacau,tetap saja tersipu ketika seseorang menyatakan cinta walaupun dia tidak suka
"Lo nembak gue?" Suara isakan Cherry mulai terdengar samar,dia lebih fokus ke ucapan Virgo sahabat terdekat orang yang disukainnya selama ini
"Gue bukan maksud nembak kok" Virgo memperjelas maksudnya sambil duduk disamping Cherry lalu menyodorkannya sekaleng coke
"That mean i just wanna help you!" Sambungnya lagi,Cherry hanya menengok lemah,matanya sayu,padahal selama ini Virgo mengenal kalau Cherry adalah gadis terceria yang pernah dia kenal
"Help?" Kata-kata membantu memang perlu digaris ulangi,maksudnya membantu?membantu apa?
"Ya gue tau kok Rio suka sama lo lebih daripada perasaan dia ke ceweknya" ucapan Virgo seperti petir menghujam hati Cherry disisi lain dia tersengat disisi lain dia hancur
"Gue gak percaya hal kayak gitu lagi,gue gak mau lagi dikasih harapan kosong" kali ini Cherry terlihat tersenyum
"oh yaudah,kalau lo butuh bantuan,gue siap bantuin lo" tepukan bahupun menjadi penutup pembicaraan mereka yang tiba-tiba hari itu,walaupun Cherry masih merasakan sesak menyerang hatinya tapi sedikitnya dia tau Rio menganggapnya teman istimewa,walaupun tidak akan pernah lebih
---
Cherry Ananda Oktavia,gadis berumur 15 tahun yang sekolah di sekolahan internasional yang terdiri dari TK-SMA sekarang dia baru masuk SMA,orang tuanya campuran Bandung-Jakarta dia anak tunggal,ayahnya seorang anggota dewan,ibunya seorang design interior,walaupun hidup berkecukupan Cherry tidak pernah merasa gengsi untuk naik kendaraan umum semacam bajaj,bahkan kalau supirnya tidak menjemput dia akan menaiki bajaj sampai rumah,Cherry punya sahabat dekat,namanya Clara Bleinsky,keturunan prancis,karena sekolah di sekolahan internasional jadi Cherry punya banyak teman asing,selain Clara Cherry punya teman dekat dari SMP namanya Rio,dulu mereka teman sebangku,Rio memang tampan dan terkenal,tapi yang membuat Cherry jatuh hati pada Rio adalah sifat sempurna Rio yang hanya dia tunjukan didepan Cherry
---
"Gue gak tau kalau lo sebegini cintanya sama dia" Virgo mendribble bolanya menunggu reaksi sahabatnya yang sedang menunggu operan bola darinya
"Maksud lo?" Virgo tau kalau Rio mengerti maksud ucapannya tapi Rio hanya berpura-pura tidak tau
"Lo serius punya pacar?" Ulang Virgo masih mendribble bolanya tanpa memperdulikan Rio yang sudah siap menangkap daritadi
"Iya" jawab Rio rendah dengan ekspresi datar
"Dingin banget sih lo,oh kalau gitu Cherry boleh buat gue ya?" Sedetik,dua detik mata Rio menatap tajam Virgo tanpa ekspresi,dan Virgo akhirnya melempar bolanya tapi bukan ke Rio melainkan ke ring
"Gausah pasang tampang begitu,gue cuma bercanda" Virgopun meninggalkan Rio sendirian dengan perasaannya yang berputar-putar
---
"Got that?he love you!" Clara lagi-lagi memekik sambil memeluk sahabatnya yang sedang bersandar santai di jendela kelas,kebetulan tempat duduknya tepat disamping jendela
"He have girlfriend" ucap Cherry masih dengan suara lemah seakan nyawanya tidak ada
"Tapi kalau dia gapunya?how if he just lie?" Tanya Clara sambil bertopang dagu
"Buat apa dia boong?" Kali ini Clara yang terlihat melemah,bukan karena apa yang diucapkan sahabatnya,tapi karena melihat sahabatnya sudah sangat terlihat hancur
"You still love him?" Tanya Clara pelan membuat Cherry sedikit mengernyit
"I do love him,but this love just an empty hope,he was just my hope" suara Cherry hampir saja hilang ketika Rio tiba-tiba muncul di belakangnya
"Morning Cher" suara Rio terdengar seperti biasa,hanya saja di telinga Cherry suara itu terdengar bagaikan petir yang meyengat
*flashback*
Hujan mengguyur murid-murid Internasional English School sudah berhambur berlari menuju mobil jemputan mereka masing-masing,hanya dua orang yang sedang tidak dijemput hari itu Cherry dan Rio,setelah Rio menolak Cherry dan bilang kalau dia punya pacar hubungan mereka merenggang,mereka bahkan tidak saling bertatap tapi bukan Cherry yang menghidar,malah Rio yang menjauh dan itu membuat Cherry menyesal telah mengatakan yang sebenarnya
"Io gabawa payung?" Suara Cherry terdengar tercekat,Rio sontak menoleh,tatapannya masih dingin,dan Rio langsung melengos dan menerobos hujan tidak perduli dia kebasahan
Segelintir perasaan malu,menyesal,sesak berkecambuk di dada Cherry,tapi dia tidak ingin terus begini,dia mau masih berteman dengan Rio
"Gak usah anggep omongan gue! Anggep aja gue gapernah bilang suka sama lo,please gue mau kita temenan kayak dulu,kalau emang omongan gue itu salah gue minta maaf" tangan Cherry yang memegang payung bergetar rasanya tubuhnya ikut bergetar,tangan kekar dan lembut itu menyentuh lembut tangan Cherry yang gemetar
"Maaf ya" deruan air hujan semakin deras,Cherry tidak sadar kalau air matanya bergulir membuat Rio semakin merasa bersalah
"Maaf ngebuat lo nangis" hujan menjadi saksi pertemanan mereka,yang bagi Cherry tidak akan pernah lebih dari seorang teman
*back to story*
"Bonjour io" tatapan penasaran langsung menghujam Cherry dari sahabatnya Clara yang siap-siap menyembur Cherry dengan pertanyaan ketika Rio pergi dari sana
"Gimana?gak kena flukan gara-gara kemaren?" Rio mengusap lembut kepala Cherry membuat segelintir perasaan hangat mengalir ditubuh Cherry,perasaan yang seharusnya dia buang jauh-jauh
"Gaklah,guekan suka main ujan-ujanan jadi udah kebal,lagian kemaren gak kebasahan kok" Cherry berusaha menunjukkan sikap 'biasanya' sikap yang tidak lebih dari seorang teman,walaupun rasanya sangat sakit untuk menyembunyikan ekspresi yang seharusnya dia keluarkan
"Oh bagusdeh,eh gue keruang olahraga duluan ya,lo nyusul deh mending!tanding basket lagi sama gue" ajakan Rio membuat Cherry tersenyum masam
"Gabisa ah gue lagi halangan" kata Cherry dengan suara sangat pelan,dilanjuti anggukan dari Rio
"Oh yaudah bye" lambaian tangan menutup obrolan pagi mereka,dan Clara sudah siap dengan ratusan pertanyaan yang sudah memutar dikepalanya
"Tell me what's happening?!!" Suara Clara hampir terdengar menjerit membuat Dion teman dekat mereka yang lain ikut mendekat
"Ngomongin apasih?" Suara berat Dion membuat Cherry menengok sinis kearahnya
"Apaanlu ikut-ikut aja,sono sono" Clara dengan segera menarik tangan Dion
"Dia mau cerita sesuatu" ucapan Clara disambut anggukan manis Dion yang sudah siap mendengar cerita Cherry ditambah lagi satu orang yang tiba-tiba muncul sambil melepas jas yang merupakan salah satu seragam bagi anak cowok internasional school
"Cherr boleh minta tolong?" Kata Virgo tiba-tiba
"Apaan lagi nih bocah,gabisa she was so busy!" Ucap Clara dengan suara setengah bulenya yang centil
"But Clara teacher want she give this jurnal's book" ucap Virgo sambil menyodorkan buku jurnal ke arah Cherry,Cherry langsung mengambil cepat buku itu
"Iya gapapa,kan gue ketua kelasnya" kata Cherry santai,sebenarnya Cherry senang karna dia terbebas dari desakan teman-temannya
"Ke ruang pengolahan data ya" "sip" Cherry setengah berlari dan Virgo disembur dengan omelan kecil dari Clara
"Heh udah diem aja,emang di luar sekolah Rio punya pacarnya,tapi kalau disini?haahhaha" Virgo mengibas-ngibas selembar foto,foto dimana Rio sedang tertidur lelap di pojok ruang pengolahan data
"Lo emang the best deh go!"
"Osis kita emang hebat!"
"Gue gitu"
---
"Lo ngapain io?" Tanya Cherry ketika melihat Rio diujung ruangan sedang tertidur
"Eh Cherry lo kok bisa disini?" Ucap Rio malu-malu karna ke gaps sedang tidur padahal tadi dia bilang kalau dia mau main basket
"Kenapa gak tidur di uks aja? Lebih nyaman kan? Gue disuruh guru naro buku jurnal,Mr. Wibowo mana ya?" Tanya Cherry yang bingung karna gak ngeliat wali kelasnya di setiap sudut ruang pengolahan data yang termasuk kecil
"Siapa yang nyuruh?" Tanya Rio sambil mengganti posisinya dari senderan jadi tegak
"Virgo" Rio langsung menggeleng sambil menggaruk kepalanya
"Sialan si cumi,lo mau aja sih di kibulin cumi?hahaha" Cherry menggigit bibir bawahnya sambil melirik sinis ke arah buku jurnal di tangannya
"Sialan banget!!!! Pantesan mencurigakan mukanya!" Cherry dan Rio menyatu dalam tawandan hati kecil Cherry mengucap terimakasih pada Virgo berulang kali karna atmosphere canggung diantara dia dan Rio sudah hilang
---
"Guyyys udah liat pengunguman hari ini?" Seru Dion sambil ngos-ngosan karna setengah berlari dari koridor
"Apaan? Pemenang lomba puisi? Palingan si Kurnia lagi?" Ucap Clara malas-malasan karna dia tidak pernah menang dalam lomba puisi sekolah melawan Kurnia anak kelas 11 F
"Bukan! Sejak kapan gue perduli begituan? It's really-really great announcement!" Clara melirik dengan lirikan tajam,Dion terkekeh sedangkan Cherry,Rio dan Virgo sedang bergelut dengan pemikiran masing-masing
"Kita mau study tour! Repeat S-T-U-D-Y T-O-U-R" seru Dion akhirnya,dan tatapan Cherry,juga Rio langsung menatapnya,Clara terbengong beberapa saat untuk mencerna jelas apa yang diucapkan Dion
"Serius? WOW! Kok bisa osis kita diem aja?" Kata Clara menyindir Virgo,yang disindir hanya terkekeh
"Ampun neng.Gue cuma mau bikin kejutan aja,tapi si kunyuk ini keburu heboh duluan" kata Virgo menunjuk Dion dengan bahunya,yang lain hanya terkekeh melihat ekspresi Dion
"Kemana?" Kata Cherry yang baru tertarik dengan topik pembicaraan teman-temannya
"Lembang,ke tempat ngeliat bintang!" Ucap Dion sambil duduk di ujung meja
"Boscha kalau gak salah! Disana itu ada kebun teh yang keren banget" ucap Clara mengingat-ingat nama tempat yang sudah dia tau dari dulu tapi belum pernah dia kunjungi
"Bukannya boscha dibuka cuma ada saat-saat penting? Kayak gerhana bulan atau semacemnya?" Potong Rio yang daritadi diam
"Mungkin mau ada parade bintang jatuh,hahaha" Dion berusaha melawak tapi yang ada teman-temannya malah tersenyum gaje
"Emang kapan sih study tournya?" Tanya Rio sambil mengetuk-ngetukan jarinya di meja
"Sabtu ini" jawab Dion
"Gak nginep?" Tanya Clara sambil memelintir rambut cokelatnya
"Sayangnya enggak" terlihat raut kecewa dari wajah Dion keika mengatakannya
"Kenapa?" Tanya Cherry yang juga kecewa
"Takutnya ada orang tua yang gak setuju,lagian study tour ini termasuk mendadak banget" ucap Virgo selaku ketua osis yang tau tentang study tour ini
"Gak gaul nih"
---
Talk shit when they say it sounds crazy,love is even more wild when you're angry
I don't understand why you wanna change it,
Just listen to me
I was running from the truth
I'm scared of losing you
You are worth too much to lose
If you're still confused
No other words to use
I'm just in love with you
I'm just in love with you
"Cherry....eh ganggu ya?" Suara Clara terkekeh tertahan,betapa senangnya melihat Rio dan Cherry dalam posisi romantis.Cherry tertidur sambil bersandar di bahu Rio dengan satu headset yang dibagi dua
"Ehm mau dibangunin?" Tanya Rio dengan tangan yang sudah siap mengelus pipi lembut Cherry
"Gak! Gak usah,pas udah sampe aja dibanguninnya,atau... Sebangunnya deh,gak penting kok hehe" ucap Clara sambil duduk kembali di tempatnya,kursi dibelakang kursi Rio dan Cherry dengan Dion yang duduk disampingnya
"Ketua osis kita mananih?" Tanya Clara sambil memainkan smartphone ditangannya,Dion yang tengah sibuk ngemil hanya menggeleng
*other side*
Virgo merasakan hatinya bergerumul,posisinya di bis panitia yang terpisah dengan teman-temannya,ketika bisnya seiringan dengan bis teman-temannya berada matanya tertuju di barisan kursi tengah-tengah,dimana Cherry tengah damainya tertidur dan ketika cahaya matahari yang menyilaukan berusaha mengusiknya Rio menutup tirai bis dengan hati-hati,Virgo juga tak tau apa yang harus membuatnya merasa sesak,sebelum kejadian di lapangan basket waktu itu nampaknya perasaannya masih normal,tapi sekarang? Ada segores perasaan terluka melihat Rio dan Cherry,salahkah itu?
-other side-
Stop playing with my heart
Finish what you start
When you make my love come down
Cherry terbangun dengan gugup ketika sadar setengah perjalanan ini dihabiskan dengan bersandar di bahu Rio,apalagi ketika melihat Rio merentangkan tangannya karna rasa pegal
"Yaampun io kok lo gak bangunin gue sih? Tuhkan pegel?" Seketika perasaan tak enak menjalar di hatin Cherry,Rio hanya tersenyum lembut sambil mengacak rambut cherry
"Apaan sih? Kitakan temen,gak usah gak enak gitu" bukan Rio kalau tak mengumbar senyum,seketika perasaan Cherry kembali porak,kata-kata 'teman' mengartikan tak akan ada yang berubah dari status itu,lagi-lagi Cherry harus menelan kepahitannya
"Oh hehe" tawa kaku dan canggung keluar dari mulut Cherry lalu dia segera mengambil ranselnya mengeluarkan kamera dslr dan iphonenya juga notes dan alat tulisnya dari ranselnya
"Gue duluan ya io,lo mau bareng temen-temen lo kan?" Ucap Cherry sambil menggantung dslrnya di leher,Rio menatap heran,heran karna perubahan dari gadis yang dianggapnya begitu istimewa
"Lho? Lo kenapa Cherr? Lo masih gak enak karna tadi? Udahlah sepele kok,it's okay,kenapa kita gak bareng?" Seakan tak mengerti kalau Cherry ingin menjauh Rio malah menggenggam lengan Cherry
"Bu...bukan io,gue..." Cherry salah tingkah,dia tidak tau apalagi yang harus diucapkan pada Rio saat ini
"I'm okay Cherr,I'm here always for you,so jangan ngerasa gak enaklah sama gue.Kita udah sahabatan dari SMP" senyum tipis mengembang di sudut bibir Cherry.Senyum menahan segelintir perasaan yang berlomba menyeruak dari hatinya
"Iya bawel" senyum tipis dari bibir Cherry adalah sesuatu yang Rio suka,senyum kecil yang amat manis.Tangan Rio meraih lengan Cherry dan mengajaknya turun dari bis
Virgo sudah menunggu kedatangan dua sahabatnya yang daritadi belum juga turun dari bis.Dengan name tag yang mengalung dilehernya tanda kalau dia panitia,juga dengan toak di tangan kirinya
"Yaampun yang berduaan lelet banget mas mbak,ayo mau bagi-bagi regu nih" ucap Virgo meledek Rio dan Cherry yang turun beriringan,dan sebagai peserta study tour yang terakhir keluar
"Ampun mas" ucap Rio sambil memukul kecil lengan Virgo
"Iya tapi jangan lelet banget dong,buruan masuk barisan" seperti yang Virgo perintahkan Rio dan Cherry bergegas masuk barisan,dan didepannya tengah baris dua sobatnya yang terkekeh sepanjang waktu
"Cie...kalian mesra banget sih?" Sindir Clara sambil menopangkan tangannya di bahu Dion,Dion terkekeh sambil melirik kearah kedua sejoli yang sedang sama-sama tersipu,getaran handphone memecah perhatian,dan Rio dengan segera mengangkat telpon ketika melihat sesaat nama si penelpon
"Kamu kenapa lagi?" Ucap Rio pada si penelpon.Cherry,Clara dan Dion hanya memperhatikan air muka Rio yang berubah ketika berbicara
"Aku baru sampe,nanti pulang study tour aku langsung ke rumah kamu.Jangan nangis lagi,kita omongin baik-baik nanti"
"Iya,have a nice day ya.Bye" senyuman Rio menutup pembicaraannya di telpon,lalu matanya langsung menatap Cherry datar
"Gue gak perlu nanya,kalau gak mau sakit hati" ujar cherry pada batinnya.Dari nada bicara Rio yang halus dan penggunaan kata 'aku-kamu' saja sudah menggambarkan seseorang disebrang sana is someone important to him.Cherry lebih baik mengubur rasa penasarannya dibanding harus terluka dengan kenyataan
"Hey kalian serius amat ngobrolnya! nih ambil kertasnya,ini nentuin regu tour.Kalian ngumpul ke regu masing-masing begitu tau dapet regu apa" suara cempreng milil Lestari sang sekertaris Osis memecah keheningan mereka berempat
"Iya,makasih ya Tar" ucap Dion sambil mengambil kertas dari kotak yang disodorkan Lestari,diikuti Cherry,Clara dan Rio
"You're very welcome guys"
"Oh God,I'm in blue sky,how about you?" Ucap Clara sambil melirik kertas milik Dion
"Twilight,how about you both Cherr,io?" Kata Dion pasrah.
"Gue sunset" kata Rio polos.Dion lalu melirik ke kertas milik Cherry
"Twilight!" Seru Dion bahkan sebelum Cherry sendiri melihat tulisan dikertasnya
"Kita mencar bye Clara,Rio don't miss me" kata Dion sambil merangkul Cherry berjalan kearah regu mereka berkumpul tanpa babibu.Padahal yang diharapkan Cherry adalah sekelompok dengan Rio
---
"So,at least we can know the diffrent between star and planet" Cherry ada dibagian paling belakang barisan dengan gontai berjalan mengikuti sekitar 15 orang anggota regunya.Dion hilang entah kemana dan tiba-tiba sebuah tangan mencoleknya
"Hayooo bengong nanti ketinggalan lho" ucap Virgo tiba-tiba.Cherry menyikut Virgo asal
"Sialan lo,kaget niiih! Eh kok lo disini?" Ucap Cherry sambil menoleh kebelakang.Virgo tersenyum kecil
"Gue emang panitia,tapi gak berarti gue gak ikutan study tour juga.Gue juga harus nyatet-nyatet hehehe" Cherry baru sadar kalau wajah Virgo nampak damai.Senyumnya lembut dan tawanya begitu manis dilihat.Apalagi ketika sebuah cekung di pipi bagian kirinya tampak ketika dia berekspresi dengan bibirnya yang merah muda.Bahkan dari segi fisik Virgo satu nilai diatas Rio.
"Jangan bengong ngeliatin gue deh,nanti suka gak nanggung ya" senyuman Cherry berubah jadi tawa,dan pukulan melayang sempurna di bahu Virgo
"Idih GE-ER" canda-canda kecil mewarnai keduanya,dan disudut kecil hati Virgo ia merasakan getaran itu lagi.Getaran yang semakin jelas terasa
Jam makan siang sudah lewat.Tinggal acara bebas dan acara bebas dipakai Cherry dan Virgo menyusuri kebun teh.Keberadaan Dion,Rio dan Clara tak terlacak.Dan Cherry sedang membiasakan diri untuk jauh dari Rio.Menyiapkan hatinya menerima kalau suatu saat nanti Rio tak bisa lagi memiliki hubungan 'sahabat' istimewa dengannya.Kenyataan kalau Rio punya seseorang disana sudah terbaca jelas.Tapi kenapa Rio tetap memperlakukan Cherry istimewa? Dan kenapa Cherry tak bisa mengelak dari perlakuan tersebut? Banyak pertanyaan didunia yang tak bisa terjawab.Termasuk alasan Virgo sudah merasakan dengan jelas kalau dia jatuh hati dengan Cherry.
"Gue pengen lupain Rio" ucap Cherry memecah keheningan.Virgo terdiam memandang Cherry.Masih jelas terlihat kalau Cherry amat menyukai Rio
"Gak perlu,lo cuma harus belajar biasain diri lo aja" kata-kata Virgo membuat Cherry menghentikan langkah kecilnya menyusuri jalan setapak diantara rimbunnya pohon-pohon teh yang basah karna embun
"Maksud lo? Biasain gimana?" Rio terdiam sejenak lalu tersenyum
"Biasain aja sama sikapnya.Anggap aja itu sikap wajar seorang sahabat.At least kalau udah biasa lo bakal ngerasa it's have no mean" Cherry berpikir dalam diam.Matanya menatap bola mata Virgo yang cokelat terlihat,seketika perasaan hangat mengalirinya
"Lo yakin gue bisa?" Tanya cherry sambil mengibas tangannya diudara kosong
"Of course,Cherry itu cewek terceria yang tegar dan pantang menyerah"
"Lo salah Go.Kalau gue pantang menyerah gak seharusnya gue nyerah untuk dapetin Rio?" Virgo tersenyum lembut sambil memegang bahu Cherry
"Gak semuanya harus dipertahanin Cherr,ada kalanya lo harus milih amputasi daripada harus ngebiarin racunnya menjalar" Cherry merasa ada benarnya ucapan Virgo,dia meremas tangan Virgo yang memegang bahunya
"Thanks banget Go,you're my best friend I ever had deh!!!" Cherry berbalik riang dan berlari kecil meninggalkan Virgo yang tersenyum senang,melihat wajah Cherry kembali bersinar dan ceria lagi.
I'm done with this, feeling like an idiot,loving you I'm over it
---
"Cherry? Are you okay? Kenapa kok bisa kayak gini?" Tanya Clara begitu melihat Cherry di gendongan Virgo
"Gue jatoh tadi di kebun teh" jawab Cherry malu.Dion tertawa sambil melihat kearah lutut Cherry yang memar
"Untuk gak lecet atau robek neng" kata Dion sambil mengelus kepala Cherry.Virgo melihat kilatan tak suka dari mata Rio yang terdiam disisi Clara
"Keseleo doang kok" kata Virgo sambil membenarkan posisi Cherry digendongannya yang melorot
"Lo gak keberatan Go?hahahaha" ledek Clara sambil menepuk bahu Virgo,mereka tertawa lalu seorang cewek bule berjalan kearah mereka
"Guys sorry,but what actually happen here? Kok Cherry digendong gitu?" Tanya cewek yang juga memakai name tag dilehernya
"Eh Ruile,yeah a little crush,she's okay kok,don't worry" kata Virgo sambil mengumbar senyumannya.Cherry mengeratkan tangannya yang memeluk leher Virgo.Entah kenapa dia betah berada dijarak sedekat itu dengan Virgo.Wangi Virgo yang berbau parfum cokelat maskulin tapi tidak terlalu menyengat itu menenangkan hidung Cherry.Perlahan gadis itu justru terlelap.Mungkin juga karna udara Lembang yang dingin membuat perlahan matanya sayup dan tertidur dalam gendongan Virgo
"Yaampun Cherry bisa ketiduran gitu?" Ucap Dion yang sadar Cherry sudah tak disana bersama mereka
"Dia capek mungkin,dari abis makan siang dia keliling kebun teh yang luas,wajarlah" ucap Virgo sambil membenarkan lagi letak Cherry di gendongannya,lalu bergegas berjalan ke arah bis
"Go,emang kita balik ke Jakarta jam berapa?" Tanya Clara sambil mengekor Virgo begitupun Rio dan Dion
"Seharusnya sih jam setengah 6 kita udah jalan" dijawab dengan anggukan mengerti dari Clara,Virgo tersenyum samar.Lalu mendudukan Cherry dikursi yang ditunjuk Rio kalau itu tempat mereka
"So,gue titip Cherry sama lo ya selama diperjalanan nanti" ucap Virgo setelah meletakkan Cherry dan menutupi tubuhnya dengan jacket miliknya
"Gue mau izin balik duluan Go,soalnya Sasha udah nunggu daritadi" Clara yang sedang memperhatikan Cherry langsung melirik tajam,Dion terdiam mengatupkan bibirnya
"Jadi,Sasha udah balik ke Indo?" Tanya Virgo yang memang kenal dengan 'Sasha' yang disebut Rio itu
"Iya,dia mau ketemu gue dari tadi pagi,tapi gue..." Rio menggaruk tengkuknya salah tingkah,lalu Virgo tersenyum kecil
"Iya gue ngerti gak perlu kaku gitu" Rio tersenyum ragu,lalu akhirnya mengambil ranselnya yang diletakkan di bagasi diatas tempat duduknya
"Gue duluan ya Go,Clar,Ion sampein get well soon gue buat Cherry" ucap Rio menatap Cherry sekilas lalu beranjak pergi meninggalkan bis
"Go,lo tau tentang Sasha?" Cecar Clara ketika Rio sudah menutup pintu bis
"Dia itu sahabat gue sama Rio dari kecil.Dia udah cinta mati sama Rio daridulu,dan gue rasa dia udah dapetin Rio sekarang" Virgo menatap Cherry nanar.Segelintir perasaan bersalah membantai hatinya.Dua perasaan menggores hatinya.Perasaan cinta diam-diamnya yang baru ia sadari,dan perasaan bersalah menusuk Rio dari belakang,dia jelas tau Rio punya rasa lebih untuk Cherry,hanya saja Rio tidak punya kesempatan lebih untuk memiliki Cherry dalam status lebih dari sekedar sahabat,jadi bolehkah Virgo berharap lebih dari Cherry?
---
"Virgo? Supirnya Cherry udah jemput tuh" Virgo mengangguk ketika Clara menyadarkannya dari lamunan yang mematungnya menatapi Cherry
"Eh? Ah iya iya" suara Virgo tersendat,dia terkejut membuat Clara dan Dion terkekeh geli
"Gendong dia ya,biar kita yang bawain ranselnya" Dion dan clara bergegas mengambil barang-barang Cherry dan berjalan meninggalkan mereka
Virgo menggendong Cherry dengan hati-hati,menjaga agar kepala Cherry tetap bersandar didadanya,kecupan lembut di dahi Cherry menjadi tanda ketulusan Virgo menyayangi Cherry
"Go..." Suara Cherry yang belum begitu jelas membuat Virgo menjauhkan bibirnya dari dahi Cherry,dada cowok itu bergemuruh begitu hebatnya
"Cherr? Maaf gue bikin lo kebangun ya" ujar Virgo salting.Cherry menggeleng sambil menunduk tangannya memeluk leher Virgo
"Teach me to face the problem,teach me to be a better person,a better Cherry,a strong Cherry,with you" Virgo menatap Cherry dengan bingung.Kalimat yang keluar dari gadis yang merenggut hatinya ini membuatnya bingung
"What do you mean?"
"The story was supposed to last you were never supposed to be just somebody in the past, somebody I used to see." Senyuman lembut Cherry makin membuat Virgo begitu bingung
"Ajarin gue buat move on,ajarin gue buat jadi Cherry yang kuat,dengan lo gue rasa yang tadinya gak mungkin jadi mungkin"
"Contohnya?"
"Cinta gue yang gue rasa mati cuma buat Rio,buktinya sama lo...gue bisa jatuh cinta lagi dan gak terjebak sama an empty hope" Virgo tersenyum begitu melihat senyuman di bibir tipis Cherry
"Yeah you know goodbyes make you think. They make you realize who you had, what you’ve lost, and what you’ve taken for granted,so I was realize who I have to keep and who I have to let.” Virgo tersenyum lalu memeluk Cherry yang masih digendongannya
-Epilog-
Jalanan tol cipularang sangat lancar,hujan tak membuat perjalanan rombongan bis study tour Jakarta International High School,dan juga tidak mengusik Cherry yang tengah bersandar lelap di bahu Virgo.Gadis itu terbangun ketika kakinya terasa semutan,tapi dia tak membuka lebar matanya,karna dia mendengar Virgo mengucapkan kata-kata kecil
"Cherr,lo sabar ya nerima keadaan.Gue tau perasaan lo udah dibanting sama macem-macem kenyataan.Gue sayang sama lo entah sejak kapan,tapi gue gak mau maksain perasaan gue,gue gak mau lo bingung kalo gue nyatain perasaan gue,makanya gue sayang sama lo diem-diem aja ya? Gue dukung lo kok,apapun itu"
Ucapan panjang Virgo menyentak Cherry,perasaan yang tak disadarinya sejak tadipun menjadi salah satu alasannya membuka pemikirannya
'Ketika kita dihadapkan pada dua pilihan pilihlah yang terbaik,bukan yang kita mau tapi yang kita butuh.Ketika kakimu tergigit ular,dan kau disuruh memilih racun menyebar atau mati? Atau diamputasi racun hilang begitupun kaki? Yang kita mau tentu saja tanpa amputasi dan racun tak menyebar,yang kita butuh adalah racun itu hilang,walaupun kakipun harus ikut hilang'
:) End
Comment dong,pertama kali bikin teenlit nih hehe